DeckzWAR-News, Setiap
manusia masuk kedunia dengan keberadaan yang tiada akhir. Benar bahwa
saat mati jiwa terpisah dari tubuh. Ini tidak konsisten dengan pengajaran
Alkitab yang mengatakan bahwa saat mati jiwa jatuh kedalam ketidaksadaran atau
ketidur yang dalam. Jika melihat sekilas, kelihatannya Alkitab mengajarkan hal
ini, maka kita baik meneliti bagian dimana kematian disebut sebagai tertidur.
Beberapa teks telah dibohongi oleh para sarjana yang mengambilnya keluar dari konteks
untuk membuktikan bahwa kematian fisik merupakan peristirahatan semua kesadaran
dan agar bisa dijelaskan dengan bagian lain tentang subjek ini.
Dalam
Pengkhotbah kita membaca “orang yang mati tak tahu apa-apa” (Ecclesiastes 9:5).
Kita semua setuju kalau orang mati dan tubuh yang hancur sama sekali tidak
punya kesadaran masa lalu, sekarang, atau masa depan. Tapi apakah pengajar
“jiwa tertidur” dibenarkan menggunakan ayat diatas sebagai bukti keadaan jiwa
yang taksadar setelah kematian? Kami percaya bahwa metode menggunakan suatu
teks untuk mendukung teori yang salah ditolak dalam Alkitab, membuktikan bahwa
mereka yang melakukan itu tidak jujur. Mereka yang mengajar “jiwa tertidur”
sulit untuk menyatukan pandangan mereka dengan pernyataan yang dibuat penulis
yang sama dalam Pengkhotbah:
dan debu
kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya (Ecclesiastes 12:7).
Kedua-duanya
menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali
kepada debu (Ecclesiastes 3:20).
Now we know
that this verse is speaking of the body, for in the next verse we read:
Siapakah
yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke
bawah bumi ? (Ecclesiastes 3:21).
Hanya Tubuh Manusia yang Mati (atau
tertidur)
Dalam
Alkitab kita membaca bahwa manusia tertidur, tapi tidur selalu diidentikan
dengan tubuh. Tidak satu kalipun Alkitab mengatakan jiwa tertidur. Inilah
bahayanya mengidentifikasi manusia hanya dengan tubuhnya dan mengabaikan
kenyataan bagian lain. Manusia terdiri dari 3 bagian; tubuh, jiwa dan roh. Jadi
tubuh sendiri bukan keseluruhan manusia. Maka dari itu tidak bisa disimpulkan
bahwa kematian tubuh adalah kematian keseluruhan manusia.
Salah satu
ayat yang disalah mengerti ada dalam kitab Daniel:
Dan banyak
dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun,
sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan
kengerian yang kekal (Daniel 12:2).
Sebagian
sarjana mempertanyakan apakah ayat ini berkaitan dengan kebangkitan fisik. Dr.
A. C. Gaebelein dalam tafsiran Daniel berkata bahwa jika kebangkitan fisik
diajarkan dalam ayat ini, bagian ini akan berbenturan dengan pernyataan
kebangkitan dalam PB, karena tidak ada kebangkitan umum bagi yang benar dan
salah secara bersamaan. “Kami mengulangi bahwa bagian ini tidak ada hubungannya
dengan kebangkitan fisik. Kebangkitan fisik digunakan sebagai figure
kebangkitan bangsa Israel saat itu. Mereka tertidur secara nasional dalam debu
dunia, dikubur diantara non-Yahudi. Tapi disaat yang sama terjadi pemulihan
nasional, menyatukan kembali Yudah dan Israel.
Itu figure
yang sama yang digunakan dalam penglihatan tulang kering dalam Ezekiel 37.
Penglihatan ini dibuat oleh dua orang yang mengembangkan teori kesempatan kedua
dan harapan yang lebih besar bagi orang mati dalam ketidakpercayaan untuk
mendukung pengajaran jahat mereka; tapi setiap orang bisa melihat kalau bukan
kebangkitan tubuh, tapi kebangkitan bangsa dan pemulihan bangsa. Kuburan
nasional mereka, bukan secara literal, akan terbuka dan Tuhan akan
mengembalikan mereka dari seluruh bangsa dimana mereka tersebar. Perbedaan yang
sama juga terdapat dalam hal yang sudah kita bahas. Orang Yahudi yang banyak,
yang membuang kepercayaan dalam Tuhan dan FirmanNya, yang menerima dosa manusia
dan mengakui raja yang jahat, akan menghadapi kehinaan kekal, tapi yang sisanya
akan memiliki semua yang dijanjikan kepada mereka dan menjadi pewaris Kerajaan
itu, yang sudah disiapkan dari dunia diciptakan. Dan selain berkat nasional
yang mereka terima, mereka akan menerima kehidupan kekal, karena mereka
dilahirkan kembali.” Kita sudah mengutip sangat panjang agar pembaca tidak
terlibat dengan pandangan ini.
Bagaimanapun,
jika tafsiran kedua ayat diatas tidak benar, tapi kebangkitan tubuh yang
dimaksud, jelas Daniel tidak menunjuk apapun selain kebangkitan tubuh..
Perjanjian Baru Mengajarkan
Keberadaan Kesadaran Manusia Selamanya
Kutipan
beberapa ayat PB bisa menjelaskan bahwa kesadaran manusia itu tidak ada akhir.
dan kuburan-kuburan
terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.(Matthew 27:52).
Please
notice how the Holy Spirit says that the “bodies” slept. Jesus said:
Lazarus,
saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia
dari tidurnya . . . Karena itu Yesus berkata dengan terus terang:
Lazarus sudah mati” (John 11:11, 14).
Kematian
bagi Tuhan kita tidak lebih dari tidur. Ini merupakan istilah dalam Alkitab,
karena tidak ada penghentian kesadaran. Tubuh lazarus yang mati. Tentang
tubuhnya sehingga Marta berkata “sudah berbau busuk: karena dia sudah mati 4
hari.” Saat Yesus menjelaskan bahwa Lazarus sudah mati, Dia maksudkan
adalah tubuhnya karena Dia menambahkan: “ Aku akan membangunkannya dari
tidur,” Dia melakukannya dengan membangkitkan tubuh Lazarus dari
kematian. Kita membaca dalam ayat 44: “datang ke luar, kaki dan tangannya masih
terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh.” Bagian
Lazarus yang mati adalah bagian yang dibungkus yaitu “tangan dan kaki, serta
wajahnya.”
Karena jiwa
manusia tidak mati, dan jiwa merupakan bagian manusia seperti tubuh, maka kita
bisa katakan bahwa yang mati itu hidup. Penulis menjadi yakin bahwa tidak ada
penghentian kesadaran manusia saat berpikir tentang kematian manusia. Pikirkan
tentang perkataan terakhir Tuhan saat Dia dikayu salib. Dia berkata: “Ya Bapa,
ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luke 23:46). Hanya beberapa abad lalu,
Kristus datang dari Bapa, RohNya berdiam dalam tubuh yang sudah disiapkan Tuhan
dalam kandungan perawan. Dia datang untuk memberi hidup dan keabadian melalui
InjilNya. Dia datang, bukan untuk membawa keabadian, tapi menyatakannya dan
memperlihatkan pada manusia bahwa dia bisa mendapat hidup kekal.
Melalui
pemenuhan tugasNya, Dia memenuhi setiap tuntutan hukum Tuhan yang adil. Dia
menawarkan hidupNya sebagai ganti dosa, dan pergi dari hidup ini. Yesus tahu
bahwa BapaNya melihat, mendengar dengan sungguh-sungguh; jadi dengan yakin Dia
bicara kepada Bapa bahwa tugasNya sudah selesai. Disini Kristus mengajarkan
keselamatan bagian roh manusia setelah tubuhnya mati. Kematian bagi Yesus hanya
merupakan jalan masuk kehadirat Tuhan, bukan kondisi yang tidak sadar. Dia tahu
semua tentang hidup dan mati, dan Dia meninggalkan kita dengan kepastian Ilahi bahwa
hanya tubuh yang mati. Roh terus ada dalam keadaan sadar.
Satu lagi
perkataan Tuhan diatas salib membuktikan bahwa kematian hanya menyentuh bagian
fisik manusia. Mari kita pertimbangkan penjahat yang ada disisi Tuhan. Orang
ini tidak bergabung mengejek, tapi dia mengakui Kristus dihadapan musuh Roma.
Dengan jiwa yang penuh penyesalan dan iman yang sederhana dia berkata: “Yesus,
ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Luke 23:42). Dunia
tidak pernah lupa perkataan Yesus bagi penjahat yang sekarat itu. Dengan jiwa
penjahat mendekati batasan neraka, Juruselamat yang sedang sekarat berkata
kepada pendosa ini: “Pada hari ini juga engkau bersamaKu diFirdaus.” Mereka
membunuh tubuhnya, tapi Yesus berjanji padanya bahwa tidak ada waktu menunngu
atau ketidaksadaran jiwa. Yesus meyakinkan dia sebelum hari H nya tiba, dia
tetap hidup dengan Kristus diFirdaus. Perkataan Kristus diatas salib menunjukan
bahwa Dia ada dalam kehidupan yang indah setelah yang percaya pergi dari dunia
ini. Jika kita menyebut sekarang, maka “sekarang”- bukan periode yang lama -
tapi langsung, disaat dia naik kehadapanNya. Kematian tubuh merupakan pintu
masuk kepada hidup yang lebih besar dimana jiwa melewatinya.
Tidak ada
kelambanan atau ketidaksadaran setelah kematian. Dr. Rimmer menulis: “fenomena
tidur hanya untuk daging semata. Jiwa, roh, dan mental tidak pernah tidur, dan
itulah kenapa kita bermimpi. Dalam penyelidikan mimpi, ditemukan bahwa seluruh
mimpi merupakan hasil pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu bisa mental
atau fisik, tapi semua mimpi membenarkan kejadian lalu. Saat tubuh masuk
kedalam keadaan tidur, roh atau jiwa, dimana kesadaran diri ada masuk kedalam
pengembaraan yang disebut manusia dengan tidur.” Ada kekuatan hebat dari
pikiran saat tubuh tertidur.
Stefanus
martir memiliki pendapat kuat akan adanya kesadaran bagian roh manusia. Saat
mereka melempari Stefanus dengan batu sampai mati, kita membaca bahwa “dia
tertidur.” Ini tidak bisa menunjuk pada jiwa, karena tubuhnya yang dilempari
batu. Saat tubuh Stefanus mati, bumi mundur tapi pintu surga mendekat. Dia tahu
bahwa dia masuk kedalam lingkungan kehidupan. Dia berdoa: “Ya Tuhan Yesus,
terimalah rohku” (Acts 7:59). Murid Kristus tidak menunda kematian dan
melawannya. Pembunuhnya tidak takut. Dia ingat perkataan Yesus: “janganlah kamu
takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat
berbuat apa-apa lagi” (Luke 12:4). Kepastian keabadian dan hidup kekal yang
memampukan pelayan Kristus untuk menanggung penderitaan, menghadapi semua
lawan, dan mati jika mereka dipanggil untuk itu. Hinaan dan ejekan musuh
Kristus tidak bisa menipu kita keluar dari hadapan Tuhan dan tempat yang sudah
disiapkanNya bagi kita.
Rasul Paulus
memberikan gambaran singkat dalam pengalaman diri yang hanya muncul sekali
dalam tulisannya.
Aku harus
bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku
hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang
kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang
lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak
tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang
ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh
entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya-- ia tiba-tiba
diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak
boleh diucapkan manusia (2 Corinthians 12:1-4).
Dalam satu
pengalaman Paulus yang kaya ini terdapat materi berharga untuk pembahasan kita.
Pengalaman Paulus begitu pribadi untuk dikatakan. Tidak ada keraguan bahwa
Paulus menunjuk itu pada dirinya, walau dia mengatakannya dalam orang ketiga.
Empat belas tahun sebelum menulis surat ini, Paulus berkata dia diangkat “kesurga
tingkat tiga,” yang juga disebut “Firdaus” Alkitab bicara tentang 3 surga. Ada
lingkungan surga dimana burung terbang, surga dimana bintang bersinar, dan
surga ketiga disebut Firdaus, dimana Tuhan dan kemuliaannya ada. Kedalam surga
tingkat ketigalah kehadapan Tuhan, Paulus dibawa. Jika kita membaca urutan
perjalanan Paulus dan pekerjaannya kita menemukan sebelum 14 tahun penulisan
surat Korintus ida sedang melayani di Lystra (Acts 14:19). Disana Yahudi
melemparinya dengan batu dan menyeretnya keluar kota dan mereka mengira dia
sudah mati. Secara umum dipercaya bahwa pengalamanya disorga terjadi di Lystra
saat dia terbaring tidak sadarkan diri. Dia mengatakan sangat dimuliakan
melihat kemuliaan disorga sehingga dia tidak tahu apakah masih ditubuhnya --“
entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya.” Jangan mengabaikan pengajaran disini. Pengajaran ini begitu
jelas dan mengalahkan teori “jiwa tertidur.”
Ada 3
peristiwa Tuhan membangkitkan yang mati. Setiap kali dia mendekati yang mati
dan berbicara seakan dia hidup. Kepada anak janda Nain Dia berkata: “Hai anak
muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah” (Luke 7:14). Saat Kristus datang keanak
perempuan Yairus, kita diceritakan: “Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru,
kata-Nya: Hai anak bangunlah!” (Luke 8:54). Akhirnya, Dia berkata pada saudara
laki-laki Maria dan Martha: “Lazarus, keluarlah” (John 11:43). Dalam setiap
peristiwa Yesys bicara seolah mereka hidup. Kita hanya bisa menjawab bahwa
setiap mereka masih hidup. Seperti kata G. Campbell Morgan: “Tubuhnya mati.
Manusianya tidak. Tidak ada manusia yang mati saat tubuhnya terbaring mati!”
Jiwa manusia tidak akan masuk kedalam keadaan tidak sadar.
Dalam cerita
Kristus tentang orang kaya dan Lazarus yang sudah kita simpulkan dan tetapkan
bahwa jiwa sadar setelah kematian. Manusia mati dan dikubur. Walau tubuh mereka
dikubur, tapi mereka masih hidup dan sadar. Orang kaya di Neraka bisa melihat,
mendengar, bicara, dan merasakan (Luke 16:19-31).
Biarlah yang
belum selamat mendengar peringatan Tuhan. Ada kehidupan setelah kematian. Orang
yang selamat dan tidak dipisahkan. Orang yang terhilang jelas membawa kenangan
yang lalu, dan hukuman karena menolak Kristus akan kekal.
Tapi biarlah
setiap orang percaya berani dan dihibur. Saat kita keluar dari bait, manusia
sebenarnya akan meninggalkan tubuh dan masuk kedalam hadirat Tuhan.