Nama ilmiah tumbuhan ataupun penggolongannya adalah mengandung makna tentang
sifat-sifat yang menonjol dari tumbuhan itu, atau yang menjadi ciri khasnya.
Nama tumbuhan adalah menyatakan karakteristik atau sifat tertentu yang menonjol
dari jenis tumbuhan itu. Karakteristik
ini biasanya yang mudah dikenali dalam pengamatan, dan berhubungan dengan
hal-hal berikut:
1.
Sifat akarnya Nama
bengkoang adalah lebih dikenali dari sifat akarnya yang menggembung, mengandung
zat cadangan makanan berasa manis; akkar yang demikian disebut Pachyrrihizus (pachy = menggembung, rhizus = akar), maka nama ilmiahnya Pachyrrihizus erosus.
2.
Sifat Batangnya Nama
kayu manis adalah lebih dikenali dari wangi batang dan kulit kayunya yang
berwarna coklat (cinnameus) dan
berasa manis; maka nama ilmiahnya Cinnamomum
(kayu coklat/manis).
3.
Sifat Daunnya Tanaman
hias tapak toke kebih dikenali dengan ciri daunnya yang menebal (crassus) berwarna bercak-bercak maka
memiliki nama ilmiahnya Crassula (tapak
toke, berdaun menebal). Contoh lain : Eceng gondok lebih dikenali dari tangkai
daunnya yang menggembung seperti alat apung; maka nama ilmiahnya Euchornia crassipes. Kastuba lebih
dikenali dengan daun-daunnya yang indah berwarna-warni (pulcher) dari genus Euphorbia;
maka memiliki nama ilmiah : Euphorbia
pulcherrima. Keji beling memiliki daun dan batangnya berwarna (colour),
warna ungu; maka disebut Hemmigraphis
colorata.
4.
Sifat Bunganya. Tumbuhan
dadap lebih dikenali dari bunganya yang berwarna merah (erytrine); maka nama
ilmiahnya Erytrina. Kacang babi
berbunga warna keabu-abuan (tephros);maka disebut Tephrosin. Bunga kancing
memiliki bentuk karangan bunga yang membulat (globe); maka disebut Gomprena globosa. Turi merupakan jenis Sesbania yang tergolong besar bunganya (grandiflora); maka disebut Sesbania grandiflora.
5.
Sifat Buahnya Delima memiliki bunga berwarna
merah-delima (puniceus) dan bentuk
buah membulat yang isinya berrbutir-butir (granum)
maka disebut Punica granatum. Kacang panjang berbuah bentuk silinder; maka
disebut Vigna cylindrica. Srikaya
dikenal buahnya tampak seperti bersisik (squama)
disebut Annona squamosa. Leunca
dikenal buahnya berwarna hitam bila telah menua; disebut Solanum nigrum (ingat bangsa Negro,
berkulit hitam; hitam = niger,
neggros). Kacang tanah dikenal dengan buahnya yang tumbuh didalam tanah (Hypo=bawah, geo=tanah); disebut Arachis
hypogaea.
6.
Sifat bijinya Tumbuhan berbiji keping satu (Monocotyledoneae), tumbuhan berbiji
keping dua (Dicotyledoneae). Ketika
anda memakan jengkol (Phitecellobioum
lobatum Syn. Archidendron jiringa), maka yang anda makan tersebut
adalah kotiledon atau nama lainnya endosperma, keping biji, daging buah.
7.
Sifat rhizoma (akar tinggal) Kulit memiliki akar tinggal berrwarna
kuning, karena mengandung zat penguning (curcumin)
untuk kebutuhan rumah tangga (domesticus);
maka disebut Cuurcuma domestica. Temu
lawak memiliki rizhoma berwarna kuning pucat; maka disebut Curcuma xanthorhiza.
8.
Sifat tumbuhan berumbi (memiliki tuber) Solanum
tuberosum (kentang) Polianthes tuberosa (bunga sedap malam)
9.
Sifat kandungan zatnya Mengandung
zat alkaloid seperti: Coffe sp. (kopi) mengandung kafein. Fapaver somniferum (penghasi; candu) mengandung fapaverin. Erytroxilon coca (mengandung kokain sejenis
narkoba). Cannabis sativa (Ganja
mengandung cannabinin). Mengandung zat rasa pedas (capsein) Capsicum annuum (cabe merah, berumur setahun). Capsicum frutescens (cabe rawit,
berbatang mirip perdu/frutex, karea berumur lebih dari satu tahun). Mengandung
zat penghangat (menthos)
Mentha arvensis, penghasil minyak
menthoos untuk pembuatan permen hangat atau obat batuk.
10.
Sifat kegunaannya Bahan
kebutuhan rumah tangga (domesticus) Lansium domesticum (duku), Curcuma domestica. Saccarum
officinarum (tebu), Zingiber
officinale (jahe) dan sebagainya. Bahan kebutuhan sehari-hari (Vulgaris)
Foeniculum vulgare (adas, bahan kecap, obat-obatan). Phaseolus vulgaris (kacang buncis). Bahan kebutuhan pabrik
(tertentu) Musa textilis (pisang
manila, untuk karung). Nicotiana toobacum (tembakkau, untuk rokok). Papaver somniferum (opium = candu untuk obat tidur).
Phyllantus urinaria (rumput meniran, obat lancar kencing/ginjal). Bahan
untuk dimakan (edulis atau esculentum) dan kepuasan makan (sativus). Oryza sativa (padi/beras, makanan pokok Indonesia). Allium sativum (bawang putih, bumbu
penyedap). Canna edulis (ganyong). Manihot esculenta (singkong, ubi kayu).
11.
Sifat Habitatnya Ipomoea aquatica (kangkung – lingkungan air). Avicennia marina (kayu api-api hidup di
pantai memiliki akar nafas). Musa
paradisiaca (pisang di kebun raja). Sifat simbiontnya/ tumbuhan inangnya Anabaena azollae (jenis alga biru hidup
di Azolla). Anabaena cycadeae (jenis alga biru hijau yang hidup di pakis haji Cycas rumphii). Sifat habitus/ kebiasaan
tumbuh batangnya Tumbuhan
memanjat (scandens) : Paederia scandens (kahitutan), Entada scanders. Tumbuh mengapung di air
(natans). Salvinia natans (kyambang, apu-apuan). Percabangan batang tegak (erectus). Tagetes erecta (bungan
tahi ayam- tanaman hias). Berhubungan dengan asal daerah/geografinya Sering
digunakan sebagai penunjuk spesies tumbuhan biasanya ditambah akhiran –nsis, -nus, -icus, atau –atica. Contoh
: Hevea brazilliensis (karet brasil),
Coffea arabica, Persea americana (alpukat),
Centela asiatica. Thea assamica,
Dyospyros celebica, Salacca borneensis, Calamus karoensis, Clitoria ternatea
Berikut ini diuraikan tentang data-data pendukung taksonomi tumbuhan
antara lain :
1. Morfologi : Morfologi berasal dari kata morf yang artinya bentuk
merupakan ilmu penting bagi Taksonomi Tumbuhan sebab banyak peristilahan dan
ciri-ciri tumbuhan yang dipelajari dalam Morfologi Tumbuhan digunakan dalam
mempertelakan suatu jenis tumbuhan. Tanpa MorfologiTtumbuhan
tidak mungkin Taksonomi Tumbuhan dapat
berkembang dengan baik. Ketika disebutkan nama ilmiah Platycerium bifurcatum, maka istilah Platy merupakan istilah Morfologi
yang mengacu kepada sesuatu yang sifatnya pipih atau ceper. (Ingat : Platyhelminthes = cacing pipih dan Platypus = Binatang berparuh bebek).
Semua peristilahan yang dalam Taksonomi Tumbuhan selalu menggunakan
peristilahan Morfologi : Misalnya : feotida
(sangat berbau), edulis (dapat
dimakan), cauliflora (bunga tumbuh di
batang), grandifalia (daunnya besar),
Dipterocarpaceae (bijinya memiliki
dua buah sayap), Pterocarpus indicus (pohon
angsana atau sena berasal dari kata pteron
=sayap: carpel = biji. Jadi
artinya biji yang bersayap). Amorpophalus
titanum (bunga bangkai raksasa bersal dari kata A = tidak ”morf”= bentuk ”phalus”= penis atau zakar ”titanium” dari kata titan
arti dari kata titan yang raksasa atau besar sekali. Maka tumbuhan tersebut
berarti penis yang tidak berbentuk dan ukurannya besar sekali dengan ketinggian
mencapai 1,20 meter).
2. Anatomi : Anatomi (tomain= irisan) tumbuhan
pada hakekatnya adalah morfologi juga. Jika morfologi mengacu kepada
bentuk-bentuk luar tubuh maka anatomi mengacu kepada bentuk-bentuk organ di
dalam tubuh yang harus dilihat dengan mikroskop seperti bentuk sel epidermis,
sel serangga, type stomata, jaringan palisade, jaringan bunga karang, dll. Penggunaan ciri-ciri anatomi tumbuhan dalam taksonomi baru berjalan
kira-kira 100 tahun, setelah ditemukannya mikroskop dengan kekuatan tinggi.
Penelitian dengan menggunakan mikroskop ini menjadi lebih jelas dan meyakinkan,
terutama pada ciri-ciri yang meragukan apabila dilihat dengan mata telanjang.
Penentuan kelopak yang berlekatan atau tidak berlekatan dengan mikroskop akan
memberikan gambaran yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pengamatan
mata telanjang. Prinsip-prinsip struktur anatomi dapat digunakan untuk
klasifikkasi adalah :
- Bentuk anatomi mempunyai kaitan sifat
dengan ciri-ciri lainnya.
- Ciri-ciri anatomi harus
dikombinasikan dengan ciri-ciri lainnya.
- Ciri-ciri anatomi condong bermanfaat
untuk klasifikasi kategori besar dan kurang bermanfaat untuk kategori di
bawah genus.
Seringkali pada dunia tumbuhan terdapat
dua tumbuhan atau dua spesimen yang persis sama secara morfologi, sehingga
memiliki nama ilmiah yang sama. Peristiwa ini dapat dilihat pada tanaman Duku,
Langsat, Pisitan dan Kokosan = Lansium
Domesticum. Ketika nama ilmiahnya diberikan, maka berdasarkan spesimen yang
ada terlihat ke empatnya memiliki persamaan secara morfologi sehingga diberi
nama ilmiah yang sama. Akan tetapi sebagian besar orang indonesia dapat
membedakan Langsat dengan Duku. Akibatnya dilakukan penelitian anatomi dan ternyata
keduanya memperlihatkan perbedaan yang cukup menyolok dari bentuk dan jumlah
jaringan epidermis dan jaringan palisade. Akibatnya ke dua jenis tersebut harus
dipisahkan sehingga muncullah Lansium
Domesticum dan Lansium dacco.
Anatomi bentuk daun sering juga dapat digunakan untuk membedakan satu taksa
dengan taksa yang lainnya. Pada pengamatan bentuk anatomi daun, ternyata Acer sp. dan Platonus sp. yang secara morfologi sangat mirip ternyata bentuk
susunan anatomi daunnya sangat jauh berbeda. Banyak lagi studi anatomi batang
tumbuhan berbunga yang dapat membedakan satu taksa dengan taksa yang lain. Pada
suku Euphorbiaceae untuk semua
anggota jenisnya dicirikan oleh adanya pembuluh lateks yang walaupun bentuknya
mirip dengan kaktus, tetapi suku cactaceae tidak mempunyai pembuluh latex.
Variasi pola rambut epidermal atau
trikhoma mungkin juga dapat digunakan sebagai ciri klasifikasi pada tingkat
jenis-marga dan suku. Pada suku combretaceae
diketahui bahwa peranan trikhoma cukup besar untuk membedakan kelompok dari
suku hingga jenis bahkan varietas. Juga ciri Trikhoma digunakan untuk
membedakan jenis-jenis dalam marga Vernonia. Trikhoma juga digunakan dan merupakan ciri
penting untuk membedakan dan menganalisa hibrida-hibrida pada suku Compositae (Asteraceae). Trikhoma, epidermis, pallisade dan stomata adalah data-data dan ciri-ciri
penting yang harus dilihat dengan mikroskop yang sangat berguna dalam melakukan
identifikasi tumbuhan.
3. Genetika : Genetika juga diperlukan sebagai pendukung ilmu Taksonomi Tumbuhan. Jika
ada dua tumbuhan yang memiliki persamaan secara Morfologi dan Anatomi sedangkan
ada semacam keyakinan dari peneliti bahwa keduanya merupakan jenis yang
berbeda, maka secara Sitologi kita dapat memeriksa bagaimana struktur ddan
jumlah kromosom dari keduanya. Jika ternyata memang memiliki kondisi yang
berbeda, maka peluang untuk memisahkan kedua jenis tersebut cukup terbuka.
Dalam penelitian ubi jalar (Ipomoae
batatas (L) Lamk). Dikenal adanya istilah poliploidi, dimana jumlah
kromosom 2n = 2x kelihatannya memiliki rasa yang sedikit pahit. Akan tetapi
memiliki ketahanan terhadap virus Cylas. Sedangkan
kerabat dekatnya yang dari Tarutung (Berwarna Jingga) memiliki kromosom 2n = 6x
dan rasanya manis. Di Jawa Barat, kultivar ini digunakan sebagai campuran untuk
rujak.
Pisang yang dapat dimakan (Musa paradisiaca) adalah jenis yang bijinya jika ditanam tidak
mampu lagi tumbuh. Namun pisang uncim (Musa
halabanensis) adalah pisang yang masih liar dan hanya umbutnya yang dimakan
oleh etnis Karo sebagai makanan adat. Jenis ini bila bijinya ditanam masih
dapat tumbuh dan banyak ditemukan di hutan-hutan Sibolangit dan sekitarntya.
Sifat yang demikian ini karena struktur kromosomnya yang diperkirakan masih 2n
= 2x sedangkan Musa paradisiaca diperkirakan 2n = lebih dari 2x.
4. Biokimia
Biokimia merupakan disiplin
ilmu yang juga dibutuhkan dalam Taksonomi Tumbuhan. Dengan mengetahui kandungan
kimia dari satu jenis tumbuhan, maka manfaat jenis tersebut dalam kehidupan
dapat dimaksimalkan. Akibatnya upaya pembudidayaannya juga akan dilakukan
secara maksimal. Beberapa jenis bahkan marga serta suku tumbuhan diambil
berdasarkan kandungan kimianya seperti : Kafein (Coffea sp), Thein (Thea
assamica), Pappain (Carica Papaya),
Theobromin (Theobroma cacao), Canabinin
(Cannabis sativa = Ganja), Kokain
(Eriytroxylon coca), Asam Bromelin (Bromeliaceae
= Suku nenas), Fapverin (Fapaver
somniferum = Candu) Kinie (Cinchona
ledgeriana), Oxalidaceae (mengandung asam-asam oksalat). Dengan
diketahuinya kandungan kimia maka banyak tumbuhan akhirnya dimanfaatkan dalam
kehidupan. Tebu (Saccharum officinarum)
dan Aren (Arenga saccharrifera),
Lontar (Borrasus flabellifer), Nipah
(Nyfa fruticans) merupakan tumbuhan penghasil nira yang dapat diolah
menghasilkan Sukrosa (C12H22O11). Akan tetapi bila nira tersebut diatas
direaksikan dengan Saccharomyces tuac
(kulit kayu raru) menghasilkan alkohol (Etanol = C2H5OH). Reaksi fermentasi ini ditemukan pada
pembuatan tape yang berlangsung an-aerob (harus tertutup rapat). Perpaduan ilmu kimia dengan ilmu biologi
(Botani) terlihat pada Biokimia dan Farmasi. Etnobotani sebagai jembatan antara
ilmu Botani dengan Farmasi, mencoba menguak tumbuhan yang bernilai obat-obatan.
Setelah tumbuhan tersebut dikenal dan banyak diulas, maka dicoba diekstrak
lewat jalur Kimia dan dipasarkan kepada konsumen. Tegasnya obat-obat modern
yang ada saat ini berawal dari obat-obat tradisional yang dipelajari dan
dikembangkan sehingga kualitasnya menjadi lebih baik.
4. Ekologi: Ekologi membahas tentang hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kaitan ekologi dengan tumbuhan
sedemikian eratnya sehingga dikenal istilah Phytogeografi
(persebaran tumbuhan berdasarkan letak di permukaan bumi). Ipomoea pas-caprae, Nypa fruticans, Cocos
nucifera dapat tumbuh dengan baik dikawasan pantai berdekatan dengan
formasi Rhizopora sp. Dan Brugueira sp. Sedangkan Edelweis (bunga abadi), hanya ditemukan
dikawasan dengan ketinggian tertentu di puncak gunung. Apel (Pyrus malus), Markisah (Passiflora edulis), Tomat (Lycopersicum esculenta), Paku tiang (Alsophyla glauca), Paku resam (Gleichenia linnearis) hanya mampu tumbuh
dengan baik pada ketinggian tertentu dikawasan pegunungan. Pada beberapa jenis
dikenal seperti Syzygium aquaeum, Ipomeae
aquatica, Hydrilla verticillata, terlihat kesan bahwa keduanya merupakan
tumbuhan yang hidupnya di air.
Sumber : Deckz bilang klik di sini