Drawing the light

Senin, 13 Februari 2017

Belajar Fotografi


Setelah kita memiliki, apapun jenis dan mereknya ada satu hal yang harus dikerjakan, memahami cara mengoperasikannya. Pastikan kita sudah paham betul fungsi dan cara kerjanya melalui buku manual, baik yang disertakan pada paket pembelian ataupun kita bisa mengunduhkan dari laman produsen kamera. Sebenarnya tidak tepat pula bila kita wajib memiliki, karena hari ini banyak sekali usaha penyewaan kamera yang bisa kita manfaatkan untuk belajar, hanya saja pastikan kita memiliki cukup memenuhi syarat-syarat yang ditentukan bila ingin menyewanya.
Kakek dan cucu, SLR dan DSLR Canon
Kakek buyut dan cucu, rangefinder dan DSLR Nikon
Selanjutnya kita harus mencari sesuatu untuk kita pelajari, kali ini kita percayakan pada mbah segala tahu; Google. Sebagai informasi, laman tentang fotografi yang selalu saya kunjungi adalah petapixel, dan fstopper dari kedua laman ini banyak sekali info yang bisa kita dapatkan setiap harinya, pastikan kedua laman ini ada dalam bookmark kita. Bila kita mempunyai FB, mengikuti sebuah grup tentang fotografi juga bisa memberi banyak manfaat, ada satu grup yang saya ikuti yang hasil unggahannya selalu membuat saya berdecak kagum, professional photographers, hanya saja jika kita sudah join, pastikan tidak ada anak kecil di sekeliling kita saat kita menjelajah karena sering kali explicit content, atau NSFW(not save for work) berada disana, seperti genre bordoir. Bisa juga kita memanfaatkan perpustakaan digital seperti IJakarta untuk meminjam soft copy buku fotografi.

Sangat mudah bukan cara kita menambah pengetahuan tentang foto, beda dengan puluhan tahun silam dimana kita harus mengeluarkan uang dulu untuk membeli buku, majalah ataupun tabloid tentang fotografi, ini cara saya dulu untuk belajar
Kliping dari tahun 99
Jika sudah bertambah pengetahuan kita, dan kita sudah memilih satu genre untuk dijatuhi cinta, selanjutnya kita akan selalu bertemu dengan kata bijak ini, emphasis.
Ada tiga mazab dalam fotografi (ala saya pribadi) yang bisa digunakan untuk ‘menekankan’, untuk bisa ‘bercerita’, pertama Zone System-nya Ansel Adam, kedua ada komposisinya Steve McCurry, ketiga ada FGR (figure ground relationship) ala Henri Cartier-Bresson. Aliran pertama dan kedua akan sedikit komplek karena akan sedikit banyak akan melibatkan perangkat lunak untuk manipulasi gambar, lain kali kita bicarakan.
Figure Ground (Perception)
Usaha untuk mengenali bentuk dan latar belakangnya dalam sebuah pengamatan atau penglihatan, proses pencarian dan pengelompokan ini ada dalam ilmu psikologi dalam teori gestalt. Ada tiga tipe untuk figure ground ini dalam teori gestalt, yaitu;

Pertama adalah FG Stable, atau jelas antara figur dan latar, untuk mudahnya tipe pertama ini latar kita sebut negative space dan figur/bentuk kita sebut positif space, sedikit bahasan ada disini.
Figure Ground Stable
Kedua, FG Reversible, dimana latar belakang dan fitur sama kuat.
Mana yang cenderung kita pilih untuk figur? Hijau atau Ungu
tangan dan bayangan
Terakhir ada FG Ambiguous, dimana terjadi sedikit kebingungan untuk menerapkan antara latar dan figur. Bahasa gaulnya gaje.
Ambigu
Lantas dimana figure ground relationship ala Henri Cartier-Bresson, beliau lebih cenderung berada dalam tipe yang pertama dalam teori gestalt, mengejawantahkan dengan sederhana tapi tegas selalu ada dalam setiap karya-karyanya.
Kenapa figure-ground penting? Karena kita hidup di dunia tiga dimensi, akan tetapi foto kita adalah terlahir dalam dua dimensi, ketika dimensi ketiga yang diwakili oleh z atau kedalaman hilang, maka yang terjadi adalah foto akan terlihat seperti lukisan yang kita coba buat waktu kecil dulu, datar.

Salam Deckz Photography
Share:

1 komentar:

  1. makasih nih, lumayan buat pemula yg mau belaja poto

    http://www.marketingkita.com/2017/08/wilayah-pemasaran-dalam-ilmu-marketing.html

    BalasHapus

Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah sebuah perjuangan. Hadapilah dengan semangat. Hiduplah dengan semarak.

Weapon

Weapon

Theme Support