Drawing the light

Kamis, 09 Februari 2012

Pembagian Waris Islam Lelaki dan Wanita Sama Rata, Tidak Masalah

Bandung - Hakim Agung Muhktar Zamzami dalam risetnya menemukan 3 putusan pembagian waris Islam yang melenceng dari hukum Islam. Jika hukum Islam menyaratkan pembagian waris laki-laki dan wanita adalah 2:1, maka Mukhtar menemukan pembagian sama rata ternyata tidak masalah.

Ketiga putusan tersebut yaitu putusan PA Makassar No 338/Pdt.G/1998/PA.Upg, putusan PA Makassar No 230/Pdt.G/2000/PA.Mks dan putusan PA Medan No 92/Pdt.G/2009/PA.Mdn.

"Ketiga putusan tersebut merupakan putusan pelopor dalam mendudukkan ahli waris perempuan setara dengan ahli waris laki-laki. Porsi bagian waris anak laki-laki secara eksplisit disamakan dengan bagian anak perempuan, yakti satu banding satu," kata Mukhar seperti tertulis dalam website resmi MA, Senin, (9/1/2012).

Menurut Mukhtar, sejauh ini ketiga putusan tersebut diterima oleh para pihak dan tidak ada upaya hukum sama sekali. Reaksi keras masyarakat muslim terhadap ketiga putusan tersebut juga belum pernah terdengar.

"Penerapan hukum ini berdasarkan teori justice as fairness (teori keadilan yang bertumpu pada kewajaran)," terang hakim agung sejak 2007 lalu ini.

Kesimpulan ini pula yang mengantarkan Mukhtar menggondol gelar doktor dengan predikat cumlaude (terpuji) di Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Senin (9/1/2012).

Dia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul 'Kajian Hukum terhadap Kedudukan dan Hak Perempuan dalam Sistem Hukum Kewarisan Indonesia Dikaitkan dengan Asas Keadilan dalam Rangka Menuju Pembangunan Hukum Kewarisan Islam'.

Di dalam disertasinya, Mukhtar menemukan bahwa UU No 1/1974 tentang Perkawinan telah meninggalkan alam budaya patriarki dan beranjak menuju bentuk keluarga bilateral. Dalam UU ini, kedudukan dan hak perempuan mulai setara dengan laki-laki.

"Dari sebelum perkawinan, memasuki proses perkawinan, selama dalam perkawinan dan sesudah putusnya perkawinan disetarakan dengan kedudukan dan hak laki-laki," ungkap hakim yang telah malang melintang di seluruh penjuru pengadilan agama di Indonesia ini.


Sumber  : Deckz bilang klik disini.
Share:

Ima Mayasari, Doktor Hukum Termuda UI yang Hobi Fotografi

Jakarta - Suaranya renyah. Jawabannya lugas. Dari ujung telepon, Ima Mayasari tanpa ekspesi menyebut pada 22 Oktober lalu dia menyelesaikan pendidikan strata 3 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI). Di usianya yang baru 28 tahun, Ima menyandang gelar doktor bidang hukum.

"Pada 22 Oktober 2011 lalu berhasil mempertahankan disertasi di hadapan sidang terbuka akademik UI. Adapun untuk wisudanya nanti pada Februari 2012," kata Ima saat berbincang dengan detikcom, Jumat, (16/12/2011).

Di website resmi FH UI, law.ui.ac.id, Ima disebut sebagai Doktor termuda dari FH UI dengan promotor Safri Nugraha, Ko Promotor Bhenyamin Hoesein dan penguji Valerine J.L. Kriefkhoff, Abrar Saleng, dan Budi Darmono.

Ima menghabiskan masa kecilnya di Jombang, Jawa Timur. Usai menyelesaikan pendidikan SMA, dia memasuki FH UI pada 2001. Pendidikan strata 1 dia selesaikan selama 3,5 tahun dan diwisuda pada Februari 2005. Tidak mau lama-lama menganggur, Agustus 2005 dia kembali meneruskan pendidikan strata 2 di kampus yang sama.

"Untuk kuliah S1 dibiayai oleh orang tua. Sedangkan untuk S2 saya biayai sendiri. Kan sudah bekerja di kantor hukum," ujar wanita berjilbab ini.

Kelas malam untuk S2 itu dia selesaikan dalam tempo 2 tahun. Lulus Februari 2007, lagi-lagi ambisi untuk menimba pengetahuan membuatnya bertekad masuk bangku kuliah, setelah 5 bulan menggondol Master Hukum. Setelah 3 tahun bergelut dengan berbagai diktat, buku dan kasus, akhirnya 22 Oktober dia menuntaskan jenjang pendidikan formal S-3.

"Total S1 hingga S3 adalah 10 tahun. Tantanganya terkait waktu dan lokasi kuliah, kantor dan tempat tinggal yang terpencar. Tapi itu tantangan, bagaimana memanajemen waktu dan bagaimana memanajemen pengelolaan keadaan," beber perempuan yang akan mengakhiri masa lajangnya tahun depan.

Sebagai persembahan terhadap ilmu pengetahuan, dia menulis desertasi tentang sengketa pertambangan. Yaitu berjudul 'Sengketa Izin Pertambangan di Era Otonomi Daerah Studi Kasus: Sengketa Izin Pertambangan antara Badan Usaha Milik Negara Pertambangan dan Kepala Daerah di Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Halmahera Selatan (Periode Tahun 2007-2011)'.

"Saya menyarankan untuk pertambangan tidak didesentralisasikan. Karena kekayaan bumi ini adalah milik bangsa, bukan milik daerah," cetusnya.

Mendapati putrinya melewati jenjang pendidikan tertinggi ini, kedua orang tuanya di Jombang tidak henti-hentinya bersyukur. Apalagi, pekerjaann Ima di sebuah kantor hukum di bilangan segi tiga emas Kuningan, Jakarta tidak terbengkelai.

"Bos saya memberi supprot. Saat kuliah S3, saya cuti," kisahnya.

Kurun satu dekade tersebut, dia berjibaku dengan buku, kantor, pengadilan dan ruang kelas. Tapi dia tetap bisa menikmati dunia lain selain rutinitas tersebut. Bermodal kamera Canon 550 D, tidak ada objek menarik yang terlewatkan.

"Kalau sedang tugas ke luar kota, itu sangat menyenangkan. Bisa membuat refresh. Apalagi hobi saya jalan-jalan," tuturnya.

Lalu apa motovasi dia menyelesaikan jenjang doktor di usia muda? "Saya cuma ingin dapat ilmu. Seandainya setelah itu ada yang diperoleh, itu namanya karier," ucap dia.


Sumber  : Deckz bilang klik disini.
Share:

Apa Bedanya Thailand dan Indonesia?

Posted by asmarie On Februari - 9 - 2012
Akhirnya tiba juga di negeri yang terkenal dengan gajahnya ini. Negeri yang hampir mirip dengan bangsaku ini, tidak ada perbedaaan bahkan waktunya pun hampir sama dengan Jakarta. Saya tiba di bandara Internasional Phuket. Bandara yang dikatakan tersibuk pertama di Thailand setelah bandara Suvarnabhumi di Bangkok. Seperti apa disana? Saya mau berbagi cerita sedikit tentang liburan kali ini. Sangat menarik dan sangat unik tentunya.
.
Satu jam perjalanan dari bandara menuju hotel tempat penginapan kami. Yah, kami. Saya dan dua adik kandung saya (Diaz Ananta & Karina Delftya) dan sahabat adik saya. Liburan di awal februari menjadi agenda tak terduga bagi kami bertiga sebenarnya. Namun, jenuhnya kota Semarang, membuatku meng-iyakan ikut liburan ke pulau yang ada di Thailand ini.
.
Beberapa hari disana, saya menemukan sesuatu yang sangat unik dan berbeda dari negara saya. Angin malam yang menghembus kota ini yang hampir mirip dengan Bali tak ayal menjadi surga bagi wisatawan mancanegera. Yang pernah ke Bali, pasti tahu bagaimana rasanya.

Mall

Saya mulai dari mall yang ada. Semua bangunan melebur menjadi satu. Sebenarnya tak ada bedanya dengan yang ada di Indonesia, tapi karena menjadi satu inilah, akses ke mall yang ada sangat mudah. Disini, mata saya mulai melihat keunikan tersendiri. Baru kali ini melihat mal yang isinya tukang pijit semua. Kebanyakan sih pijit wajah atau facial. Bahkan mirip di mangga dua yang dimana malnya seluruh isinya adalah barang-barang elektronik. Disinipun begitu juga, mal ini malah hampir tiap sudut ada tukang pijit.

Parkir Motor

Jalan-jalan disini, saya menyempatkan menyewa kendaraan roda dua alias motor. Banyak masyarakat disini memanfaatkan rental (penyewaan) sebagai mata pencarian mereka. Mulai dari mobil dan motor serta lainnya. Sambil menikmati sore yang indah, motor yang dipacu oleh adik saya, berkali-kali berhenti di beberapa tempat. Uniknya, tiap berhenti kita nggak pernah bayar parkir termasuk di mal sekalipun. Berbeda dengan di Indonesia. Yang tiap jam makin bertambah harganya :(
My family : Diaz, Karin dan Difa

Sawaddi

Kata pertama yang saya pelajari disana. Itu artinya selamat pagi. Masyarakat disini yang hidupnya sudah bergantung dengan wisatawan ini memang tak begitu fasih dengan bahasa Inggris. Namun, ketika saya menggunakan bahasa Inggris yang terbata-bata, mereka cukup mengerti rupanya. Dari situlah saya diberitahukan cara mengucapkan selamat pagi di sana. Sawaadi, Selamat pagi.

Bilyar number hits

Setiap penginapan disini ada tempat bilyar, dan itu laris. Itulah kesan yang saya dapatkan disini. Hobi saya yang suka dengan bola warna-warni memang sangat luar biasa. Ada kenikmatan tersendiri ketika bermain bilyar. Disini, dimanfaatkan benar oleh para penyedia tempat penginapan. Bagaimana di Indonesia? Sepertinya nggak semua ada permainan dan termasuk olahraga tangan ini.

No Kecap

Apakah kalian suka menikmati makanan dengan kecap? Jika iya, maka kalian harus membawa sendiri ke sini. Karena disini tidak ada kecap. Entahlah apa yang menjadi alasan mengapa kecap ditiadakan disini. Bukan ditiadakan tapi tidak ada yang menggunakannya untuk makanan.

Plat putih jadi plat umum

Saya sampai sekarang masih terheran-heran denga kota Semarang yang masih jarang sekali memperbolehkan plat putih beredar. Jika ada, bisa dihitung. Bila plat putih pada kendaraan di Indonesia bermakna kendaraan tersebut masih baru, maka disana sangat berbeda. Plat putih adalah plat umum yang biasa digunakan. Indonesia, plat hitam :D

Masjid = masjid

Beberapa kali berbicara dengan masyarakat disana, ternyata untuk menyebutkan tempat ibadah umat muslim disana hampir mirip dengan yang ada di Indonesia yaitu masjid.

Cari ATM mudah

Saya sangat terbantu dengan adanya ATM disini. Bahkan untuk menukar uang disini lebih murah dan mudah ketimbang money changer. Kurs nya lebih sesuai, mengingat tiap sudut kota selalu ada tempat-tempat yang menyediakan layanan tukar uang.

Boy Like Girl (Waria)

Beberapa hari sebelum keberangkatan, saya nonton film Hangover 2 dimana syutingnya di negara Thailand. Disitu diperagakan bagaimana wanita-wanita yang sejatinya pria tersebut begitu cantik-cantik. Dan ketika berjalan-jalan di negara ini, akhirnya saya membuktikannya sendiri. Mereka ada dimana-mana, hampir setiap hari, dan mereka disana memang dibolehkan untuk bekerja artinya kehidupan mereka disana sangat legal.

Boxing day

Suara dibelakang memekik telinga saat berjalan melintasi jalanan kota yang hampir tak beda dengan Bali ini. Yah, disini sangat terkenal dengan olahraga Boxing. Suara yang memekik telinga tersebut adalah promosi dari kejuaraan yang dipentaskan buat acara malam harinya. Uniknya, mereka menggunakan kendaraan roda dua untuk berkeliling di jalan sambil beradegan tinju.

Sambal disana tidak ada yang pedas

Satu hal yang paling saya nggak suka adalah sambal tapi tanpa sambal makanan menjadi hambar. Saya sering berkata demikian, namun selalu dikhianati oleh kata-kata sendiri. Yah, ternyata saya memang penyuka sambal. Untuk menu makanan disini memang sangat beragam dan unik-unik. Tapi ada yang lebih unik disini, ketika menyantap makanan dengan sambal, kok rata-rata sambal-sambal disini nggak ada yang pedas. Yah, kultur memang mempengaruhi peradaban tiap negara rupanya.
.
Nah, itulah perbedaan yang saya temukan di negara ini. Menarik dan sangat unik tentunya. Sekarang, biarkan saya berenang sejenak. Menatap bibir pantai dihembusan ombak yang mendayu-dayu. Seksi dan meningkatkan hasrat lelaki saya. Thailand mengajarkan saya bahwa dunia ini begitu indah. Masih banyak negara yang ingin saya kunjungin.  Nice trip and thanks :D

Sumber  : Deckz bilang klik disini.
Share:

Heboh Proyek Ratusan Miliar Rupiah di Senayan

Jakarta - Dua layar LED berukuran 3x2 meter persegi berdiri tegak di pintu masuk utama Gedung DPR RI. Tinggi layar itu 3 meter. Nantinya, wajah para pimpinan DPR dan sejumlah kegiatan yang dilakukan para anggota dewan akan tampil di layar itu.

Layar itu menjadi salah satu proyek DPR yang kini menjadi sorotan karena dinilai menghambur-hamburkan uang. Biaya untuk membangun layar itu memang tidak murah. Informasi yang diperoleh majalah detik, dana layar itu sekitar Rp 4,8 miliar.

Selain layar, banyak proyek lainnya yang juga jadi kontroversi. Misalnya renovasi rungan Banggar yang mencapai Rp 20 miliar lebih. Lalu pembuatan kalender 2012. Kalender setebal 13 halaman yang berisi foto kegiatan pimpinan DPR menghabiskan biaya cetak yang konon mencapai Rp 1,3 miliar.

Kemudian juga renovasi toilet Rp 2 miliar, pembangunan tempat parkir motor Rp 3 miliar, serta biaya pemberian makan rusa sebesar Rp 598 juta. Aneka proyek �ini masuk dalam mata anggaran proyek di DPR 2011 yang total jumlahnya Rp 180.028.964.000.

Proyek-proyek DPR itu �jelas tidak rasional terutama anggaran yang digunakannya terlalu besar. Proyek itu juga sangat rawan penyimpangan apalagi pengawasan Sekjen DPR dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR selama ini sangat lemah.

Sumber majalah detik yang merupakan salah satu kepala seksi di Sekjen DPR, mengakui mark up sudah merupakan hal lumrah di DPR. Tapi untuk kasus renovasi ruang Banggar sudah keterlaluan.

"Itu cari untung gede banget. Tapi gimana ya, kita (Sekjen) hanya menyesuaikan permintaan anggota dewan juga," ujar sumber itu tanpa mau menyebut nama anggota dewan yang dimaksud.

Sekjen DPR Nining Indra Saleh saat ditemui majalah detik saat dipanggil ke rumah dinas Ketua DPR Marzuki Alie, enggan memberikan tanggapan soal maraknya penggelembungan harga dalam setiap proyek di DPR. "Sudah lah. Saya tidak mau bicara lagi. Takut salah lagi nanti," ujarnya singkat.

Koordinator Advokasi dan Investigasi Fitra Uchok Sky Khadafi menduga telah terjadi mark up dalam proyek DPR itu. Ia menuding DPR hanya membual saat menyatakan membatalkan proyek gedung baru DPR.

Uang untuk proyek gedung baru itu ternyata dialihkan untuk proyek perawatan gedung DPR selama tahun 2012 tercatat nilai totalnya sama, yakni mencapai Rp 500 miliar.

Uchok mengingatkan keuangan DPR sebelumnya juga banyak yang bocor. BPK menemukan banyak penguapan pada keuangan DPR 2010. Misalnya kelebihan pembebanan biaya pada pekerjaan perkuatan struktur Gedung Nusantara I DPR �dengan nilai borongan sebesar �Rp 7,4 miliar, termasuk PPN 10%.

Hasil audit BPK muncul beberapa item pekerjaan persiapan sekitar Rp 67 juta yang �seharusnya tidak dibebankan dalam nilai kontrak. Sebab �kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan itu menggunakan fasilitas Sekjen DPR.



Misalnya, kontraktor mencantumkan biaya keamanan proyek sebesar Rp 12,5 juta, biaya kebersihan dan buang sampah sebesar Rp 45,7 juta, serta biaya P3K dan pemadam kebakaran yang jumlahnya sebesar Rp 8,7 juta. "Seharusnya item-item itu tidak dimasukan. Sebab merupakan fasilitas yang telah dimiliki Sekjen DPR," kata Uchok.


Penguapan lainnya terjadi dalam proyek pekerjaan bongkar dan pasang plafon yang nilai kontraknya sebesar �Rp 53,3 juta. Padahal ternyata dari realisasi proyek semestinya hanya menghabiskan dana Rp 3 juta. Dengan kata lain terjadi kelebihan pembayaran Rp 50 jutaan.

"Dari proyek yang kecil saja Sekjen sudah kecolongan seperti ini. Apalagi untuk proyek-proyek yang nilainya besar," kritik Uchok.



Penyimpangan yang dilakukan Sekjen juga bukan hanya soal pengadaan barang dan jasa saja. Dalam pengelolaan inventaris DPR juga kacau. Sejauh ini banyak inventaris yang ada di DPR dibagi-bagikan ke anggota DPR atau keluarganya.

"Jadi lengkap sudah. Baik pengadaan barang dan jasa maupun barang-barang bekas di DPR sudah menjadi bancakan antara pihak Sekjen dan para anggota dewan," ujar Koordinator Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang.

Kini ketika proyek ruang Banggar DPR memicu kontroversi, tidak ada yang mau bertanggung jawab.

Perlu diingat, proyek ruang Banggar hanya merupakan bagian kecil dari proyek perawatan gedung DPR yang nilainya mencapai Rp 500 miliar. Angka yang sama dengan nilai gedung baru DPR yang dibatalkan.

Saat ini kalangan DPR sibuk saling tuding dari proyek Rp 20 miliar itu. Lantas siapa pula yang akan bertanggung jawab dari proyek sisanya, senilai Rp 480 miliar bila ada masalah? Barangkali, penanggungjawabnya nanti hanya hantu. (Tulisan ini merupakan laporan utama Majalah Detik edisi 23-29 Januari 2012)


Sumber  : Deckz bilang klik disini.
Share:

Jeruji Besi Menanti Angie

Jakarta - Sejumlah mobil bolak-balik mendatangi rumah yang terletak di Taman Cilandak III, Blok E, No. 14, Jakarta Selatan itu. Sejumlah wartawan juga telah menyanggongi rumah itu dari pagi. Namun si pemilik rumah, politisi Partai Demokrat (PD) Angelina Sondakh, tidak kunjung menampakkan diri.

Menjelang siang, Jumat 3 Februatri 2012 itu, rumah janda Adjie Massaid itu kedatangan mobil penyewaan tenda. Para tukang tenda itu hanya menaruh tenda dan besi-besinya di halaman depan. Kemudian mereka pun bergegas pergi dengan mobil pic up Mitsubisi L 300.

Dari informasi yang dikumpulkan majalah detik, para tamu yang datang ke rumah Angie, panggilan akrab Angelina Sondakh, adalah adik iparnya, Mudji Massaid, Ibunda Adjie Massaid, Ross Suyono, Tina Talisa serta beberapa kerabat. Mereka datang untuk mempersiapkan acara tahlilan peringatan 1 tahun meninggalnya mendiang suami Angie, Adjie Massaid, pada 5 Februari 2012.

Tidak satu pun kerabat Angie yang datang mau buka mulut kepada wartawan. Bahkan ketika beberapa wartawan hendak mendekati rumah berlantai dua yang pagarnya setinggi 2 meter itu, seorang pria bercelana pendek langsung menghalau dengan isyarat lambaian tangan.

Baru malam harinya, sekitar pukul 21.30 WIB, kole Angie di PD Andi Subiakto, yang datang ke rumah itu, mau berbagi cerita. Menurut Andi, Angie ada di rumah. Perempuan yang baru ditetapkan sebagai tersangka Wisma Atlet itu sedang khusuk beribadah. "Dia terlihat biasa saja, tidak shock," kata Andi.

***

Edisi terbaru Majalah Detik (edisi 6 Februari 2012) mengupas tuntas tema 'Bui Menanti Angie', juga ikuti artikel lainnya yang tidak kalah menarik seperti rubrik nasional membahas 'Ada Apa Miranda dan Artha Graha?' , rubrik hukum berita komik "Tragedi Nenek Pencuri Piring', ekonomi bisnis 'Lompatan Logika Bank Infrastruktur',rubrik People' dan rubrik seni dan hiburan film 'The Artist: Masa Gemilang yang Terlupa' dan masih banyak artikel menarik lainnya.

Sumber : Deckz bilang klik disini.
Share:

Program Doktor Ilmu Ekonomi Univ. Pancasila

Program Pascasarjana Universitas Pancasila menyelenggarakan Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi ( S3 ) yang berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Nomor : 4228/D/T/2004 dan diperpanjang dengan Keputusan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas Nomor 4115/D/T/K-III/2009, tanggal 31 Desember 2009. Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi konsentrasi Manajemen Bisnis Universitas Pancasila ini didukung oleh Guru Besar dan Dosen-Dosen Ahli di bidangnya masing-masing yaitu bidang Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, Akuntansi Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Tujuan

Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi dalam konsentrasi Manajemen Bisnis Universitas Pancasila diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang mampu dan dapat berperan sebagai Profesional, Konsultan, Pengajar ( Dosen ) dan Peneliti dalam bidang Ekonomi, Khususnya Bidang Manajemen Bisnis dengan kualitas sebagai berikut :
1. Mampu Menjadi eksekutif puncak yang visioner.
2. Dapat memberi second opinion kepada pimpinan perusahaan.
3. Dapat menjadi konsultan internal perusahaan yang berwawasan global.
4. Dapat menjadi Pengajar (Dosen) sesuai bidang ilmu yang diminati.




Sumber  : Deckz bilang kilik disini.
Share:

Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah sebuah perjuangan. Hadapilah dengan semangat. Hiduplah dengan semarak.

Weapon

Weapon

Arsip Blog

Theme Support