Drawing the light

Selasa, 24 Januari 2017

PICTURE CONTROL NIKON

Picture Control

Karena satu dan lain hal, dan salah satunya makin bertambahnya pemakai Nikon D90 serta atas email japri beberapa kali. Saya ingin share beberapa yg saya ketahui ttg picture control, setting, serta bagaimana kita tune up nya.

Jika term of Picture Control ada di Nikon, bukan berarti feature tsb tidak ada di Canon, walau saya tidak memahami nya dengan dalam, tapi ada di Canon’s User Defined atau skrg dikenal juga sbg Picture Styles. Di Pentax dikenal sbg Picture Mode.

Mungkin utk bisa mempersempit bahasan, saya konsentrasi pembahasan di sini utk Picture Control di Nikon.

Nikon D300 + 17-55 f2.8, strobist kiri 1/32 dan kanan 1/64 + piccon Superia.

Tanpa post processing, hanya resizing max 640 pixel–

Apa sih Picture Control/Picture Style itu?

Picture Control itu tidak lain dan tidak bukan “hanya”lah setting utk saturasi, sharpness, WB, hingga curve yg bisa kita atur2 kemudian dijadikan semacam “template” yg ditanamkan dalam kamera kita. Adjusting parameter tsb bisa kita lakukan in atau out of camera.

Picture Control menjadi unique dan mempunyai taste personal karena “template” ini bisa kita adjust sesuai dengan kesukaan dan preferable masing2 orang behind camera nya.

Tapi bukan berarti tidak menjadi masal, karena dengan picture control system di Nikon pula kita justru bisa membuat tonal dari kamera yg berbeda (misalnya D2X) utk diterapkan di kamera apa saja (mis: D40, D70s, D200 … dstnya) yg kita apply di photo saat post process nya.

So, picture control bisa di adjust in dan out of camera, dan bisa di apply di in and out of camera.
Ada 6 picture control standard bawaan in-camera di beberapa camera seperti D3X, D3S, D300, D300s, D700, D90 dan D7000 yaitu Standard, Neutral, Vivid, Portrait, Landscape dan Monocrome.

Terus apa asiknya pake Picture Control?

Picture Control bisa kita manfaatkan sebagai “template” tonal in-camera yg dengan segala kemudahaannya, kita bisa mereduksi proses di “out of camera”. Sehingga hasil yg keluar dari kamera sudah matang dan sesuai dengan keinginan kita..

Terus tadi katanya Picture Control bisa di applikasikan di luar (out of) camera? Pake software apa?

Picture Control System sudah di establish dengan baik oleh Nikon sehingga utk kamera2 yg tidak mempunyai fasilitas picture control seperti D40, D70(s), D200, D100, dll… bisa mengaplikasikan picture control di luar kamera dengan bantuan software house-in-tools dari Nikon. Misalnya dengan View NX atau Nikon Capture NX, dimana RAW hasil jepretan dari kamera2 tersebut bisa diubah tonalnya dengan tonal dari picture control “template” yg kita punya.
Metode ini dikenal orang sebagai metode passive karena dilakukan out of camera dan pemilihan picture control setelah shutter di jepret. Sementara yg in-camera dikenal sebagai metode active.
Walau demikian menurut saya itu hanya penamaan saja, secara praktek nya semua tergantung dengan kondisi di lapangan.  

Ok deh.. Sekarang emang Picture Control bisa diubah apa nya ajah sih? Kok segitu sakti mandragunanya…?

Tidak saja sharpening, contrast, brightness, saturation, dan hue saja, tapi juga bisa mengatur Filter efect, toning dll.. Bahkan jika kita create picture control out of camera, kita bisa mengubah curve yg kemudian di simpen dalam satu set ke dalam piccon kita.
Nah, saking flexible kita mengubahnya, bahkan tonal khas dari film2 era dahulu kita bisa “tiru” templatenya dengan piccon ini. Seperti Fuji Reala, Velvia, Superia dll…Makanya menjadi sakti  
Yang bisa kita oprek2 di dalam kamera (tergantung serinya)

1. Quick Access

Di Neutral dan Monochrome gak bisa di ubah. Yang di ubah : Sharpening, Contrast, Brightness, Saturation dan Hue.

Buat ngatur secara cepet tonal dengan parameter2 yg dioprek seperti disebut di atas

2. Sharpening

Bisa ngeluarin texture stand-out dari photo kita. Kita bisa set Auto ajah utk supaya ketajaman disesuaikan (yg dianggap camera) utk berbagai kondisi pemotretan

3. Contrast

Buat yg suka photo dengan kontrast tinggi, bagian ini utk settingnya. Yg suka main2 dengan shadow, texture di jalanan, siluet, paling enak memang dengan kontrast yg tinggi.

4. Brightness (terang-gelap)

Kecuali saat D-Lighting di set OFF, brigthness nya gak bisa diset.

Brightness bisa berarti mengubah level keterangan dari overal setiap sudut dalam photo. Pengaturan brightness yg tepat bersama contrast bisa menghasilkan gradasi keterangan yg baik.

5. Saturation

Yg suka warna2 genjreng… di sini buat atur2 saturasi. si KenArok (ken rockwell -red) paling suka dengan Vivid yg kemudian ditambahkan lagi saturasinya…

Oh iya, kalau di set monochrome, gak bisa mengatur saturasinya (iya lah hehehhehe) Tapi yang suka less saturasii, bisa di set under level saturasinya mendekati maximum utk mendapatkan photo2 yg less saturasi.. misalnya utk shepia atau nearly dual tone 

6. Filter Effect

Yang suka motret BW, di sinilah surganya kita ngoprek2 tonal. Ini seperti kita mengubah2 channel di BW convertion di photoshop. Yang suka BW utk landscape misalnya kita bisa pilih warna yg dominan utk langit supaya detail langit tetep terjaga dstnya.

Utk yg suka portrait in BW, channel Green paling asik buat dimainin utk ngatur skin tone (Supaya gak terlalu putih dan lost detail) dan warna bibir dan juga warna pipi yg kadang suka kemerahan.

7. Toning

Buat saya ini tidak terlalu kepake, tapi yg suka artwork utk bermain2 dengan dual tone.. misalnya dual tone biru hitam dsbnya, di sini tempatnya.

Saya cenderung utk membuat photo BW sedikit hangat suka mainin di WB nya yg dibuat hangat tapi dalam modus monochrome.. Most of the time saya lakukan out of camera, jadi di lightroom atau PS
Nah dari beberapa parameter yg kita bisa ubah2 di atas, kita bisa langsung save sebagai -let’s say- “tonal template” preferable kita. Misalnya saat nyetret kita buat piccon sendiri, saat landscaping kita buat piccon sendiri, kita bisa save/simpen piccon tsb dan gunakan saat waktunya datang.

Tools dan feature yg sangat berguna dari piccon di sini adalah GRID ADJUSTMENT.

Dimana kita bisa meliat positioning PICCON yg kita punyai dalam parameter2 yg kita ubah tsb di atas, sbg pembanding dalam bentuk grid.

Sehingga misalnya kita mo copy and paste dari piccon yg sudah ada dengan mengubah sedikit kontrastnya misalnya atau saturasinya, tinggal arahkan grid ke piccon yg kita ingin ubah lalu pencet quick adjust dan set !

Cara Upload PICCON ke Kamera.

Dengan menggunakan CF card (step secara singkat)

1.bikin folder bertuliskan NIKON di mana saja…
2.download file PICCON misalnya  D2X mode dari nikon.eur/usa

3.save file D2X tersebut di folder NIKON
4.extract D2X pic control dr nikon.eur/usa di dalam folder NIKON tadi (jadi ada D300_M1.NOP…dst)
5.format CF card di camera anda ( lakukan untuk menghindari crash / error )
6.copy folder NIKON tadi langsung ke CF
7.Di kamera, cari >> manage picture control >> load/save >> copy TO camera>>save as….

pake Nikon View NX/Capture NX

1.install view/capture NX
2.update ke versi terbaru
3.connect camera via USB 2.0
4.masuk ke VIEW NX / CAPTURE NX
5.masuk ke FILE>>LAUNCH PICTURE   CONTROL UTILITY
6.anda akan berada di window Picture Control Utility
7.di kiri atas akan terlihat STORED PICTURE CONTROLS..
8.tinggal memilih saja mode PICCON  yang sudah tersedia, lakukan EXPORT ke CF anda….
9.kembali ke D300 anda, masuk ke MANAGE PICTURE CONTROL>>LOAD/SAVE>>>COPY TO CAMERA>>>>save as

Hmmm terus dimana PICCON yg bisa saya unduh? baik yg dikeluarin oleh sama Nikon maupun oprekan orang?

hehehhhe kalau yg Nikon bisa ke webnya mereka http://nikonimglib.com/opc/

Kalau pengen yg style PICCON mirip dengan tonal film bisa diliat thread di milist ttg piccon yg pernah dibuka threadnya sama Azis.

Saya copy paste lagi di sini, di simpen sama Paidjo (Marcel FN)

silakan dicoba: http://www.marcellinosantoso.com/fn/nikon_custom_pc.rar
PICCON01.NCP = Agfa Optima
PICCON02.NCP = Fuji Astia
PICCON03.NCP = Fuji Velvia
PICCON04.NCP = Fuji Superia Reala
PICCON05.NCP = sReala
PICCON06.NCP = sReala2
*origine: http://www.flickr.com/groups/d300-france/discuss/72157604750398094/

Utk yg superia nya versi saya, saya pake Superia yg dikembangkan oleh Mas Kunto di FN..

Dahulu saya gak terlalu menyentuh PICCON karena bermain2 dengan D70s, tapi setelah berkenalan dengan D300 dimana kita bisa tweaking tonal in camera melalui piccon, lumayan bisa menghemat waktu post processing kita. Apalagi ternyata bisa kita lakukan di kamera2 lawas yg gak ada piccon nya…

Superia yg dikembangkan Kunto Antariksa ini dikembangkan dari D2X dengna mengubah sedikit di kontras, brightness dan curve nya sedikit. Jika kita menggunakan Preset WB dengan baik, dan diterapkan pake piccon superia ini, maka hasilnya cukup memuaskan. Cocok utk semua kondisi pemotretan baik landscape maupun portrait (skin tone)

Photo2 saya kebanyakan memakai piccon superia ini.

Yg mau piccon superia ini bisa japri ke saya, karena pesen si empunya utk tidak melemparkan ke milis atau diupload di website. Tweaking sederhana saya, saya naikan sedikit ketajaman dan contrastnya.

Utk street photography, saya suka pake nikon D70s dengan custom saturasi (-1), sharpness (+1) dan contrast (+2)

Hati2 dengan custom contrast yg tinggi, utk photo dengan dynamic range yg lebar, kadang detail di shadow dan highlight justru hilang termakan kontrastnya…

Semoga bermanfaat…

salam,

Deckz Photography

Share:

Level Kamera DSLR (CANON & NIKON)

Level Kamera DSLR (CANON & NIKON) Berdasarkan Tingkat Penggunaannya

Saat ini kamera DSLR sudah sangat ramai diperjualbelikan di indonesia, hal ini terbukti setiap saya pergi travel hunting foto untuk koleksi pribadi maupun nasional geograp saya melihat anak-anak SMA bahkan SMP sudah banyak yang “nenteng kesana-kemari” kamera DSLR dan harga kamera yang mereka bawa juga tidaklah murah.
Nah...kali ini saya akan membahas secara lengkap tentang PERBEDAAN / LEVEL / KELAS 2 MEREK TERNAMA KAMERA DSLR yaitu “NIKON DAN CANON”.

Peralatan photography yang sangat bermacam-macam juga memiliki tingkatan untuk para penggunanya masing-masing. Ada yang dirancang untuk pemula (beginner), serius (advanced/semi pro) ataupun kelas profesional (master) sekalipun. Salah satu peralatan fotografi yang memiliki tingkatan berdasarkan penggunanya adalah body kamera (lihat foto di bawah).

 Body sebuah kamera DSLR memiliki kelas kamera masing-masing untuk segmen pasar yang ditujunya. Kelas ini ditujukan untuk berbagai macam kelas penggunanya. Melalui catatan kali ini saya coba memaparkan berbagai macam jenis kamera DSLR berdasarkan tingkat para penggunanya. Tidak hanya itu saya juga akan memaparkan perbedaan antara kamera DSLR pemula dan profesional DSLR dari merk CANON & NIKON

Dalam catatan kali ini saya membagi segmen pengguna fotografi berdasarkan 3 segmen, yaitu kelas Pemula (beginner), kelas Serius (advance) dan kelas Profesional. Dari 3 segmen saya buat saya membagi masing-masing segmennya ke dalam 2 kelas. (foto utama). Saya membagi tiap kelas & segmennya berdasarkan teknologi yang ada pada tiap kamera. Misalnya seberapa besar sensor kameranya (fullframe atau APS-C), seberapa cepat mode burst fotonya, bagaimana kerumitan penggunaannya dan masih banyak lagi.

CANON 

Canon pertama kali mengeluarkan kamera Digital SLR pada tahun 2000 yaitu dengan seri D30. Barulah 2 tahun kemudian mengeluarkan digital SLR fullframe pertama dengan resolusi 11.1 Mega Pixel. Di tahun 2010 Canon memiliki market share 41% untuk pasar DSLR, terpaut cukup jauh dengan Nikon yang hanya 35%. Perlu diketahui juga bahwa penamaan kamera Canon tergantung pada daerah pemasarannya. Misalnya di Amerika disebut Rebel T5i, di Eropa disebut 700d namun di Jepang Kiss X7i, meskipun semuanya masih satu tipe dan satu produk.


1. Kelas Pemula Entry Level :
  • 1100D Rebel T3 Kiss X50 –> (1000D Rebel XS Kiss F)
  • 100D Rebel SL1 Kiss X7
Di kelas pemula Canon tidak terlalu berkembang, ini terbukti dari kamera di segmen pemula versi 1000d diperkenalkan tahun 2008 sedangkan 3 tahun kemudian Canon baru mengupgradenya dengan 1100d. Jika dibandingkan dengan Nikon, versi DSLR pemula Canon memiliki build quality yang lebih buruk. Terasa licin ketika digenggam. Sama seperti Nikon, 1100d juga memiliki warna body selain hitam. Ada silver, coklat dan merah. Tapi menariknya Canon juga mengeluarkan versi 100d. Hal itudibuat bukan untuk menggantikan pangsa pasar 1100d namun malah membuat pansa pasar baru mengingat versi 100d adalah DSLR terkecil dan teringan di dunia. 30% lebih kecil dari 650d. Yang menarik dari Canon adalah semua DSLR sudah memiliki motor focus di bodynya termasuk seri pemula.

2. Kelas Pemula Mid Range :

700D Rebel T5i Kiss X7
–> (650D Rebel T4i Kiss X6i –> 600D Rebel T3i Kiss X5 –> 550D Rebel T2i Kiss X4 –> 500D Rebel T1i Kiss X3 –> 450D Rebel XSi Kiss X2 –> 400D Digital Rebel XTi Kiss Digital X –> 350D Digital Rebel XT Kiss Digital N –> 300D Digital Rebel Kiss Digital).

Seperti yang sudah kita bahas kalau Canon sangat lemah di segmen entry level, jauh berbeda dengan segmen Mid Range-nya. Memang benar Canon benar-benar terfokus pada segmen pasar yang satu ini. kenapa? karena di jajaran disegmen ini sejak tahun 2003 sampai sekarang memiliki 7x upgrade teknologi. Mulai dari Canon EOS 300D di tahun 2003 sampai 700D yang baru diumumkan tahun ini. Di jajaran segmen ini Canon memiliki layar yang bisa dilipat yaitu 600D, 650D hingga 700D. Bahkan Canon juga membuat gebrakan fitur layar sentuh di body 650D & 700D. Layar sentuh bisa digunakan untuk menentukan daerah fokus saat mengambil foto ataupun video sekalipun di mode live view.

3. Kelas Semi Advanced :

70D –> (60D[a] –> 50D –> 40D –> 30D –> 20D[a] –> D60 –> D30).

Jajaran di segmen ini dimaksudkan untuk melawan Nikon seri D7xxx. Versi terbaru Canon di segmen ini ialah EOS 70D setelah sebelumnya EOS 60D. Fitur yang ditawarkan di versi ini adalah tingkat kreativitas penghobi fotografer yangsudah mengerti dasar-dasar fotografi & ingin ke tingkat yang lebih serius.
Di kelas Semi Advanced berbeda dengan Nikon, Canon memiliki fitur layar yang bisa dilipat pada seri 60D dan 70D. Tak hanya itu, bahkan ada hal yang unik dimana Canon juga meluncurkan 60Da. “a” disini sebagai inisial astrography, memang versi ini dtunjukan untuk bidag astrography. Di body kelas semi Advanced Canon ini kita juga akan menemui 2LCD & tombol putar khas Canon, Quick Dial Button.

4. Kelas Advanced : EOS 6D–> (7D)

Sama seperti Nikon yang semula mengisi kelas ini dengan APS-C ke fullframe, Canon pun demikian. Semula kelas ini diisi dengan Canos EOS 7D yang bersensor APS-C lalu digantikan dengan EOS 6D dengan sensor fullframe. Tapi yang membuat susah adalah Canon EOS 6D tidak memiliki built in flash jika kita lupa membawa Flash Gun, sehingga kita harus menggunakan flash eksternal / flash gun.

5. Kelas Semi-Profesional : 5D Mark III –> (5D Mark II –> 5D)

Dari segi fitur & kenyamanan yang diberikan juga dibuat lebih sempurna. Pada segmen kali ini Canon mengandalkan varian 5D-nya, saat tulisan ini dibuat yang terbaru adalah 5D Mark III sebagai saingan dari Nikon D800(E). Perlu diingat resolusi DSLR terbesar dari Canon adalah 22.3MP yang terdapat pada tipe ini, 5D Mark III. Canon juga membuat sejarah dengan memberikan 61 titik fokus dalam body 5D Mark III. Seperti yang kita tahu sayangnya Canon biasanya mengesampingkan fitur ini, terbukti dengan rata-rata DSLR Canon memiliki titik fokus yang jauh lebih sedikit dibanding pesaingnya, Nikon.  Dari segi pengalaman saya hasil jepretan tipe ini setara dengan saingannya Nikon D800(E) yang disayangkan adalah D800(E) memiliki resolusi 36MP & memiliki built in flash sedangkan 5D Mark III tidak ada dan kembali lagi kepada pengalaman saya menggunakan kamera ini, saya mempunyai kesimpulan jika 5D Mark III ini lebih enak tidak ada flash internal, kenapa??? Ini bisa dilihat dari fitur yang disediakan belum lagi pada pemakaian “serius/propesional” hampir tidak pernah menggunakan built-in flash, melainkan ekternal flash. Lagipula, menyebut kata kualitas dan hasil foto tidak semata-mata dari lensa kit-18-55mm. Apalagi preferensi hasil seperti skin-tone sangat relatif.

6. Kelas Profesional
Full frame : 1DX –> ( 1DS Mark III –> 1DS Mark II –> 1DS )
APS-H : 1D Mark IV –> ( 1D Mark III –> 1D Mark II N –> 1D Mark II –> 1D )

   Ada yang menarik dari kelas DSLR kelas Profesional Canon, yaitu tersedianya 2 versi sensor. Selain sensor fullframe, Canon juga sempat membuat DSLR profesional dengan sensor APS-H. Lalu apa bedanya ? Sensor fullframe sama besarnya dengan negatif film pra era digital fotografi, APS-C memiliki crop sensor 1.5x untuk Nikon & 1.6x untuk Canon. Sedangkan APS-H sendiri memiliki crop sensor 1.29x. Hebatnya lagi Canon juga memperkenalkan 1DC. Versi 1DX yang dispesialkan untuk membuat film. disini untuk cinematografi.
Yang perlu diingat :
  • Kamera DSLR Canon memiliki 3 jenis ukuran sensor format. (APS-C, APS-H & full frame)
  • Jika pada Nikon ada lensa DX & lensa FX, maka di Canon ada lensa EF (full frame) dan EF-S (APS-C). Lensa EF & EF-S bisa digunakan di kamera Canon bersensor APS-C. Sedangkan kamera fullframe & APS-H hanya bisa lensa berteknologi EF.
  • Semua body Canon EOS DSLR memiliki built in motor focus. Sangat menguntungkan, kalau di Nikon seri pemula tidak memiliki teknologi ini jadi PARA PEMULA BISA LEBIH UNTUNG MENGGUNAKAN CANON (kembali lagi kepada diri anda masing-masing lebih suka produk yang mana).
  • Hampir semua titik fokus Canon jauh lebih sedikit dibanding Nikon (dengan catatan masih menggunakan lensa standar). Namun Canon 5D Mark III & 1DX memiliki 61 titik fokus dan merupakan yang terbanyak, bahkan mengalahkan Nikon D800(E).
  • Canon 650D, 700D & 70D memiliki fitur layar sentuh, WiFi, GPRS.
  • Lensa Canon biasanya lebih murah dibanding Nikon. Canon juga memiliki varian yang lebih banyak dibanding Nikon. (Contoh: Nikon membuat lensa 70-200 f/2.8 VR dengan harga 20 jutaan. Sedangkan Canon memiliki 4 versi dalam berbagai harga. Canon EF 70-200 f/2.8 IS Rp. 28.984.651. Canon EF 70-200 f/2.8 non IS Rp.17.386.151.  70-200 f4 juga demikian, versi IS memiliki harga 15.078.050 & non-IS 9.278.800)
  • Lensa kit 18-55 Canon dari segi kualitas & hasil masih kalah dengan lensa kit Nikon (jika tidak di edit).
  • Lensa Canon versi L atau Luxury (dengan gelang merah) semuanya merupakan lensa EF
  • Lensa laras panjang Canon berwarna putih
  • Body Canon EOS seri profesional (1D & 5D) & 6D tidak memiliki built-in flash
  • Versi 650D, 700D & 70D memiliki layar yang bisa diputar.
Nikon

   Nikon adalah merk paling konservatif dalam soal teknologi kamera, namun ciri khasnya ini yang saya suka. Ini terbukti dengan lensa-lensa tua di zaman negatif film yang masih bisa digunakan di kamera modern, bandingkan dengan pesaing beratnya, Canon, yang menggunakan lensa jenis baru di saat era fotografi digital pertama kali muncul. Berkebalikan dengan Canon, penamaan sistem kamera Nikon menggunakan huruf “D” yang berarti “digital” dibagian depan sebelum angka. Kamera DSLR Nikon juga dapat dibedakan dengan melihat tanda merah dibagian handgrip-nya.


1. Kelas Pemula Entry Level : D3200 –> (D3100 –> D3000 –> D40)

   Kamera Entry level Nikon bentuknya ringkas , menguatamakan kemudahan pengoperasian & user interface pada LCDnya mudah dimengerti. Dibandingkan Nikon atau Sony, kamera entry level dari Nikon lebih “sedikit kasar” & lumayan nyaman untuk digenggam, tidak licin atau halus seperti Canon .Sayangnya untuk kamera Entry Level & Midrange Nikon tidak memiliki motor focus pada body-nya berbeda dengan Canon, sehingga hanya cocok untuk lensa dengan built-in motor, yaitu lensa seri AF-S. Kamera di segmen pemula biasanya juga memiliki varian warna selain hitam. Misalnya kamera DSLR dengan warna merah, silver ataupun coklat, sangat cocok untuk teman-teman yang ingin menarik perhatian dengan kameranya.

2. Kelas Pemula Midrange : D5200 –> (D5100–> D5000–>D60–> D40x –> D50

   Kelas ini dibuat untuk pemula namun lebih serius. Biasanya memiliki LCD yang dapat dilipat / Fliped out LCD (kecuali D60, D40x & D50 karena merupakan jenis lama). Sayangnya Nikon hanya mengeluarkan kamera DSLR dengan LCD lipat hanya di varian d5xxx ini. Kamera d5xxx tidak memiliki built in motor focus di body nya sehingga hanya cocok untuk lensa AF-S.

3. Kelas Semi Advanced : D7100 –> (D7000–>D90–>D80–>D70s–>D70)

   Ciri kamera di segmen ini ialah fitur perekaman video yang lebih mutakhir, sudah memiliki built in motor sehingga bisa menggunakan lensa AF-D, kecepatan dalam mengambil foto, bentuk body yang lebih besar serta adanya 2 LCD. Kamera DSLR kelas pemula hanya memiliki sebuah LCD sedangkan kelas Advanced dan profesional 2 LCD. Satu berwarna dan satu lagi monokrom.

4. Kelas Advanced : D600 –> (D300s–>D300–>D200–>D100)

   Kelas Advanced dibuat untuk orang-orang yang sudah mengerti pengaturan dasar tentang fotografi & membutuhkan fitur-fitur yang lebih canggih. Semula segmen ini diisi Nikon dengan kamera DX (D300/D300S), namun sekarang berubah dengan hadirnya seri D600 yang sudah fullframe & merupakan alternatif untuk kamera fullframe dengan harga miring. Untuk fotografer olahraga profesional tak sedikit yang menggunakan Nikon D300 dibanding kamera fullframe. Mengapa? Karena focal length yang didapat lebih panjang dibanding kamera fullframe. Selain itu D300 memiliki burst foto tercepat dibanding kamera DSLR APS-C Nikon lainnya.

5. Kelas Semi Profesional : D800/D800E –> (D700)

   Di segmen ini Nikon membuat kamera DSLR dengan kualitas gambar terbaik di kelasnya (sampai tulisan ini terposting). Nikon membuat gebrakan baru dengan menggunakan sensor fullframe berkekuatan 36MP. Terbesar untuk ukuran DSLR.

6. Kelas Profesional : D4 –> (D3, D3x, D3s) (D1, D1x, D2x, D2xs) (D1h, D2h, D2hs)

   Kamera di segmen ini adalah seri premium. Fotografer olahraga & yang mahir dengan strobist pasti memilih kamera dari kelas ini. Namun Nikon baru menghadirkan kamera profesional fullframe di seri Nikon D3 tahun 2007. Teringgal jauh dengan Canon yang sejak 2002 sudah mengeluarkan versi fullframenya.
Yang perlu diingat :
  • DSLR Nikon DX bersensor APS-C sedangkan FX bersensor fullframe.
  • Lensa Nikon pun demikian, ada versi DX & FX. Namun dengan body DX, semua jenis lensa tetap cocok digunakan. Sedangkan untuk body FX hanya bisa menggunakan lensa FX juga. Jika dipaksakan akan muncul vignet.
  • Semua Digital SLR Nikon memiliki mounting jenis “F” , lensa Nikon di jaman negatif film masih bisa digunakan
  • Kamera DSLR Nikon di segmen Pemula (seri d3xxx & d5xxx) tidak memiliki motor focus dalam body-nya, sehingga hanya cocok untuk lensa AF-S
  • Ada 2 jenis motor lensa yang dikenal di mounting Nikon. AF-S & AF-D
  • Kamera DSLR Nikon di segmen Pemula (seri d3xxx & d5xxx) hanya memiliki 1 buah LCD, segmen lainnya terdapat LCD monokrom tambahan di body bagian atas
  • Untuk masalah jumlah titik fokus pada kamera, baik DSLR pemula sampai profesional, Nikon selalu menyediakan titi fokus yang lebih banyak dari Canon
  • Kamera Nikon selain seri pemula (D7100, D600, D800 & D4) memiliki built in focus motor sehingga lensa jenis non-AF-S tetap bisa digunakan dengan fitur auto fokus yang tetap bisa dijalankan
  • Body Nikon seri D4, D800 & D600 terbuat dari magnesium alloy, bukan plastik
  • Hanya seri D5xxx yang memiliki layar yang bisa dilipat
  • Semua DSLR Nikon memiliki built-in flash kecuali Nikon seri Profesional (D4)
  • Varian D800 memiliki 2 versi yaitu D800 & D800E
  • Saat ini DSLR Nikon dengan resolusi terbesar adalah D800 & D800E dengan resolusi 36 MP
Kesimpulan ada ditangan anda, jadi anda bisa memilih dan menentukan mana yang lebih bagus...dan ini sedikit masukan dari saya berdasarkan pengalaman menggunakan 2 produk ini:
- Canon…lembut & skin tone bagus.
+ Nikon…..tajam & warna lebih kental….
- Canon…enak buat foto potrait…
+ Nikon…dinamic range lebih tinggi cocok utk lanscape & interior…
-Canon…enak buat fun…
+ Nikon…menu banyak/rumit.

Secara image quality nikon diatas canon, nikon lebih tajam, detail & dinamic rang tinggi (d7100 menang lawan 70d / 7d / 5d2 / 5d3) Secar funsional Canon diatas Nikon (karena kemampuan low light-nya dengan noise yang lebih minim).
Share:

Panduan Cara Memasang (Instal) Picture Style Kamera Canon

Jauh sebelumnya saya telah menulis artikel yang membahas tentang Picture Style.
Secara umum ada 7 pilihan default Picture Style pada kamera Canon dan 3 pilihan kostum yang bisa Anda ubah pengaturannya sesuai kebutuhan fotografi Anda.

Sebagai pemula, banyak yang tidak mengetahui bahwa kamera Canon memungkinkan untuk dipasangi Picture Style yang baru. Bahkan Canon sendiri menyediakan beberapa file Picture Style yang bisa diunduh (download) di halaman resminya. Nah, 3 pilihan kostum yang saya sebutkan di atas adalah tempat kita memasang file Picture Style yang baru. Sehingga Anda bisa memasang 3 Picture Style sekaligus di kamera Canon Anda.

Anda tak perlu bingung bagaimana cara memasangnya, karena di artikel ini saya akan memandu Anda bagaimana cara memasang (instal) Picture Style di kamera Canon. Dan di sini saya menggunakan Canon EOS 600D. Tak usah khawatir jika Anda menggunakan type kamera Canon yang berbeda, karena cara menginstalnya juga sama.


1. Sebelumnya, silahkan Anda instal aplikasi EOS utiliy, yaitu aplikasi bawaan Canon yang tersimpan dalam disk (CD) yang dipaketkan dalam dos kamera Canon Anda. Kegunaan aplikasi ini untuk menghubungkan kamera dengan PC atau laptop, dan lewat aplikasi ini lah kita akan memasang Picture Style yang baru. Tapi jika disk kamera Anda sudah hilang, maka silahkan download di sini aplikasi EOS utility sesuai type kamera Canon Anda.


2. Selanjutnya dowload file Picture Style di sini. Dan dalam tutorial ini saya menggunakan file "Autumn Hues".

3. Pastikan kamera Canon Anda tidak dalam keadaan aktif, lalu hubungkan kamera ke laptop menggunakan kabel data. Ingat! Kamera dalam keadaan "off" / tidak aktif.


4. Setelah kamera terhubung dengan laptop, hidupkan kamera Anda (jangan otak-atik kameranya). Lalu jalankan aplikasi EOS utility yang telah Anda instal sebelumnya.

5. Pada aplikasi EOS utility silahkan Anda pilih menu "Camera settings/Remote Shooting".


6. Kemudian silahkan pilih menu "Register User Defined Style".


7. Nah, sekarang Anda berada di box 3 Picture Style kostum. Di sini lah Anda bisa memasang (instal) Picture Style yang baru. Perhatikan gambar di bawah:


Pada gambar di atas ada yang saya lingkari dengan warna kuning yaitu 3 menu tab yang merupakan 3 Picture Style kostum (User Def. 1, User Def.2, User Def. 3). Anda bisa memilih salah satunya atau memasang sekaligus 3 Picture Style pada ketiga menu tab tersebut. Adapun cara memasang Picture Style yang baru yaitu klik apa yang saya lingkari dengan warna biru seperti pada gambar di atas. Kemudian pilih file Picture Style yang sudah Anda download sebelumnya. Dan di sini saya menggunakan file Autumn Hues. Selanjutnya untuk menyimpan / save silahkan klik tombol "OK".


8. Bila Anda sudah selesai memasang Picture Style yang baru, selanjutnya keluar dari aplikasi EOS utility, lalu off-kan kamera, kemudian lepaskan kabel data. Lakukan secara berurutan sesuai petunjuk saya untuk mencegah terjadinya kerusakan data pada kamera.

9. Picture Style siap digunakan. :)


Mudahkan? Setelah mengetahui cara memasang Picture Style, selanjutnya silahkan Anda berkeliling di kampung Google untuk mencari beberapa Picture Style untuk hasil foto yang unik. Dan yang paling terkenal saat ini adalah Picture Style buatan Kevin Wang.

Semoga bermanfaat, salam fotografi... :)


Deckz.
Share:

Canon PICTURE STYLE Tutorial

Picture style merupakan preset yang disediakan olah Canon pada camera digitalnya. Preset picture style ini adalah settingan dari paramater yang disesuiakan dengan kondisi waktu pemotretan. Pada Canon DSLR, terdapat beberapa picture style yang telah diatur settingannya, misalnya pada Canon 1000D (karena saya memakai seri ini) terdapat settingan Standard, Portrait, Landscape, Neutral, Faithful dan Monochrome.
Picture Style Portrait misal digunakan jika kita ingin mendapatkan kulit model tampil lebih warm. Landscape jika ingin memotret pemandangan dengan menonjolkan tone hijaunya. Faithful dipakai untuk menampilkan warna yang menyamai apa yang dilihat mata, dan Monochrome jika kita ingin mendapatkan BW style (foto hitam putih).
Disamping 6 preset picture style diatas, Canon masih menyediakan 3 slot picture style (dinamakan User Def. 1, 2 dan 3). Slot ini disediakan untuk kita isi dengan picture style sesuai dengan sebaran tone yang kita inginkan. Disinilah kebebasan kreatif kita memberi definisi paramater terhadap tone color yang kita inginkan.
Terdapat ratusan picture style tersebar di internet yang siap anda download dan masukan ke 3 slot yang tersedia. Kevin Wang merupakan salah satu punggawa dalam meracik settingan picture style, anda dapat mengexplore hasil-hasilnya di blog pribadinya: http://tinyurl.com/yd8mpx6

Contoh hasil dari capturing menggunakan picture style IBOv.Hard2:

IMG_6206

IMG_6197



Ini merupakan hasil dari Japanese Picture Style:

Untuk mengupload picture style ke DLSR Camera Canon, anda harus terlebih dahulu menginstal EOS Utility, minimal versi 2,6 keatas. Silahkan download EOS utilitynya disini, http://tinyurl.com/29n5ftn

 
Dan berikut langkah-langkah menguploadnya ke camera anda.

    1. Install EOS Utility yang di download tadi. (Versi Windows)
    2. Sediakan picture style yang anda inginkan. Dalam tutorial ini saya menggunakan IBOv.Hard2 yang sering juga dinamai sebagai Tong Gosong Style. Filenya dapat di download disini, http://tinyurl.com/24dfvw9
    3. Sambungkan camera anda melalui kabel USB, nyalakan camera dan tunggu sampai windows mengenalinya.
    4. Jalankan EOS Utility
      1
    5. Pilih Camera setting/Remote Shooting.
    6. Pilih Simbol Camera pada window yang terbuka. Lalu pilih Register User Defined Styles, lihat gambar berikut:
      Logo Camera Register Definid
    7. Pilih slot mana yang anda akan isikan picture stylenya, tersedia tiga slot User Def. Kita coba isikan ke slot pertama. Berarti kita pilih User Def. 1
      OpenSimbol
    8. Kemudian pilih Picture Style dari folder tempat anda menyimpan hasil download tadi.
      4
    9. Klik Open, kemudian OK.
    10. Picture Style yang anda inginkan kini sudah berada dalam camera anda. Sebelum anda mematikan camera, anda masih dapat mengutak-atik settingan parameternya (Sharpness, Cintrass, Saturation dan Color Tone) lebih jauh sesuka anda.
parameter parameter-2
    Setelah anda yakin mendapatkan settingan yang pas. Matikan Camera. Cabut kabel USBnya dan anda sudah dapat memotret dengan Picture Style baru.
    Cara yang sama digunakan untuk mengisi slot yang masih tersedia.
    Lewati langkah ke-10, untuk mencoba setting picture style sebagaimana yang anda donwload.
      Silahkan unggah file picture style lainnya di Deckz.
    Terdapat puluhan settingan siap pakai. (Jika terdapat simbol-simbol aneh pada nama filenya, ganti saja dengan huruf  latin, agar camera anda dapat mengenalinya)
    Semoga tutorial ini membantu. Selamat bereksperimen.
     
    Deckzwar.
Share:

Mengenai Saya

Foto saya
Hidup adalah sebuah perjuangan. Hadapilah dengan semangat. Hiduplah dengan semarak.

Weapon

Weapon

Theme Support